Sabtu, 28 Januari 2012

Boeing 777, The Key of Success


Boeing 777-300ER milik maskapai nasional Belanda, KLM

Boeing 777. Bagi para #avgeek mungkin pasti tahu dengan pesawat jenis ini. Ya! Pesawat rancangan Boeing Commercial Airplanes yang populer dengan istilah Triple Seven ini merupakan salah satu wide-body airplane yang bisa dikatakan sangat sukses. Mengapa?

Sebelum membahas kesuksesan 777, saya akan menceritakan sedikit mengenai latar belakang pembuatan daripada 777 ini. Boeing resmi meluncurkan seri 777 pada 8 Desember 1989, setelah mengalami kegagalan dalam proyek sebelumnya yaitu 7J7 (bekerjasama dengan Jepang). Kemudian, berbagai maskapai penerbangan dunia (All Nippon Airlines, American Airlines, British Airways, Cathay Pacific, Delta Air Lines, Japan Airlines dan United Airlines) membentuk tim khusus yang diberi nama "Working Together" yang pada Januari 1990 mereka membicarakan desain dari pesawat baru tersebut. Hasil dari keputusan pada pertemuan tersebut adalah: cabin cross-section mendekati Boeing 747, kapasitas di atas 325 penumpang, interior yang fleksibel, glass cockpit, sistem kemudi fly-by-wire, dan seat mile cost 10% lebih murah daripada Airbus A330 dan McDonnell Douglas MD11. Boeing juga memilih fasilitas di Paine Field, Everett di negara bagian Washington sebagai tempat perakitan akhir 777.

United Airlines menjadi launch customer dari 777 pada 14 Oktober 1990 dengan pesanan 34 pesawat dengan mesin Pratt & Whitney dengan harga US$11 miliar. United memilih 777 untuk menggantikan DC-10 yang dianggap sudah berumur. Dalam perancangan 777, Boeing menggunakan teknologi buatan Dassault, yaitu CATIA yang di mana dalam proses perancangannya menggunakan komputer dan tidak perlu lagi menggunakan mock-up. Dalam proses pembuatan 777, Boeing juga merangkul berbagai pabrikan dunia, seperti Mitsubishi Heavy Industries, Kawasaki Heavy Industries dan Fuji Heavy Industries (Jepang), Hawker de Havilland dan Aerospace Technology of Australia (Australia). Boeing juga menandatangani persetujuan dengan Japan Aircraft Development Corporation dalam hal risk-sharing partner sebesar 20% dari program 777. Pesawat ini nantinya akan ditenagai mesin buatan General Electric (GE), Pratt & Whitney (PW) dan Rolls-Royce (RR).


Prototipe WA-001 dalam rangka Indonesian Air Show di Jakarta, 1996


Pada 9 April 1994, prototipe 777 pertama (WA-001) dengan registrasi N7771 resmi di-roll out di Everett dengan 100000 undangan. 2 bulan kemudian, prototipe WA-001 menjalani penerbangan perdana pada 12 Juni 1994 dengan tulisan "Working Together" di hidung pesawat yang ditenagai mesin PW4000 tersebut. Pesawat ini juga mendapat sertifikat ETOPS-180 dari FAA (Otoritas Penerbangan AS) pada 30 Mei 1995. United sendiri menerima 777-200 pertamanya pada 15 Mei 1995. Penerbangan komersial pertamanya dilaksanakan pada 7 Juni 1995, melayani rute Washington DC-London. Kemudian, British Airways menerima 777 pertamanya dengan mesin buatan GE, seri GE90-77B pada 12 November 1995 dan beroperasi 5 hari kemudian. Terakhir, Thai Airways International dari Thailand menerima 777 pertamanya dengan mesin buatan RR, Trent 877 pada 31 Maret 1996, sehingga lengkaplah ketiga 777 dengan tiga mesin dari pabrikan yang berbeda.

Boeing 777-200 pertama milik United Airlines dengan mesin PW4000, registrasi N777UA


Boeing 777-200 pertama milik British Airways, dengan mesin GE90-77B, registrasi G-ZZZA

Boeing 777-200 pertama milik Thai Airways International dengan mesin RR Trent 800, registrasi HS-TJA

Kemudian, Boeing meluncurkan versi extended range dari seri -200 yaitu 777-200ER, yang terbang perdana 7 Oktober 1996 dan menerima sertifikat dari FAA dan JAA (Eropa) pada 17 Januari 1997. Launch customer-nya adalah British Airways yang masuk operasional pada 9 Februari 1997. Pesawat seri ini (yang dioperasikan oleh Malaysia Airlines) juga memecahkan rekor terbang terlama dan terjauh dari fasilitas Boeing di Seattle menuju Kuala Lumpur, Malaysia dengan jarak 20,044 km dalam waktu 21 jam 23 menit. Pesawat ini diberi nama Super Range.
Boeing kemudian memperkenalkan seri terpanjang dari keluarga 777, yaitu seri -300, yang terbang perdana pada 16 Oktober 1997. Dikatakan terpanjang karena panjang keseluruhan pesawat seri ini adalah 73,9 m.
777-300 menerima sertifikat dari FAA dan JAA pada 4 Mei 1998 dan masuk operasional dengan launch customer-nya,Cathay Pacific dari Hong Kong.
Namun, di antara keluarga besar 777, yang paling laku di pasaran adalah Boeing 777-300ER yang resmi diluncurkan tahun 2000 dan telah melaksanakan penerbangan perdana pada 24 Februari 2003. Pengguna pertamanya adalah Air France, yang menerima pesawat pertamanya pada 29 April 2004. Sebelumnya pada 16 Maret 2004, Boeing 777-300ER telah menerima sertifikat dari FAA dan JAA. Seri -300ER dirancang untuk menggantikan peran Boeing 747-400, maka tidak heran jika kebanyakan operator dunia memilih seri ini untuk menggantikan peran jumbo-jet tersebut. Sebagai contoh, Japan Airlines (JAL) terhitung sejak 2011 tidak lagi mengoperasikan 747-400. Sebagai gantinya, JAL mengoperasikan seri -300ER untuk penerbangan long-haul nya. Bahkan, maskapai nasional kebanggaan kita, Garuda Indonesia telah memesan pesawat ini pada ajang Singapore Airshow 2008 dan akan memerima pesawat pertamanya pada tahun 2013. Maskapai nasional Uni Emirat Arab, Emirates, mencatat dirinya sebagai operator terbesar dari keluarga besar 777, salah satunya 777-300ER, dengan pesanan sebanyak 120 unit pesawat di mana 33 unit di antaranya telah beroperasi dan melayani sejumlah rute-rute internasional dari Dubai. Selain itu, American Airlines (AA) juga telah memesan setidaknya 7 atau 8 unit (sumber dari American Airlines yang berhasil saya dapatkan menyatakan 10 unit pesawat, dan ditambah menjadi 13 unit) seri 777-300ER, menjadikan AA sebagai maskapai Amerika Serikat pertama yang mengoperasikan seri ini. Mesin yang digunakan oleh seri -300ER adalah GE90-115B buatan General Electric yang mempunyai daya dorong 115.000 lb per mesin, yang merupakan mesin dengan daya dorong terkuat yang pernah dibuat.
Selain 777-300ER, Boeing juga meluncurkan seri longer-range 777 yaitu seri -200LR, yang terbang perdana pada 8 Maret 2005 dan mendapatkan sertifikat dari FAA dan JAA pada 10 November 2005. Sebagai operator pertama adalah Pakistan International Airlines (PIA) yang menerima pesawat pertamanya pada 26 Februari 2006. Boeing 777-200LR telah mencatat rekor penerbangan terlama dan terjauh dari Hong Kong menuju London dengan jarak 21.602 km atau sekitar 11.664 nautical miles dengan durasi terbang 22 jam 42 menit dan telah tercatat di Guinness World Records. Delta Air Lines (DAL) mengoperasikan 10 unit seri -200LR dan menjadikan DAL sebagai maskapai AS pertama yang mengoperasikan seri -200LR.
Versi terakhir dari keluarga besar 777 adalah Boeing 777F (versi kargo), yang mengambil airframe dari 777-200LR namun fungsinya lebih dikhususkan untuk angkut kargo. 777F rolled-out pada 23 Mei 2008 dan melaksanakan first flight nya pada 14 Juli 2008. Sebagai pengguna pertama, (lagi-lagi) adalah Air France yang menerima pesawat 777F pertamanya pada 19 Februari 2009. Sebelumnya, pada 6 Februari 2009, 777F telah mendapat serifikat dari FAA dan JAA. Selain Air France, FedEx juga ikut memesan 777F sebagai pengganti armada kargo jarak jauh yang kini masih beroperasi yaitu MD-11F.


Konsep dari Boeing 777-9X


Kokpit Boeing 777-300ER yang serba computerized dengan 6 layar LCD serta kemudi fly-by-wire
Prototipe Boeing 777-300ER dengan livery Boeing House Colour

Boeing 777-300ER milik maskapai nasional Uni Emirat Arab, Emirates. Emirates mencatatkan diri sebagai pengguna terbesar keluarga besar Boeing 777 berbagai seri.


Boeing 777-9X

Pada 14 September 2011, Boeing bersama General Electric telah merilis mesin yang akan mentenagai versi next generation dari 777 (Boeing 777-9X) yaitu GE9X yang mempunyai daya dorong sebesar 99.500 lb. Pada seri -9X ini terdapat penurunan bobot maksimun dari versi sebelumnya (-300ER) di mana pada seri 777-300ER mempunyai gross-weight sebesar 775.000 lb sedangkan pada versi next-gen, dikurangi menjadi 735.000 lb. Diperkirakan, versi next generation 777-9X ini masuk operasional pada tahun 2019. (Flight International e-Magazine Page 11). Kesimpulan yang bisa saya tarik, keluarga besar 777 merupakan serial pesawat yang bisa dikatakan cukup laku di pasaran, dengan 977 unit telah diproduksi. Mengapa? Di saat dunia sedang mengalami krisis keuangan sementara maskapai penerbangan dituntut efisien dalam mengelola keuangannya, bisa jadi 777 merupakan pilihan yang tepat. Karena untuk biaya perawatannya saja 777 sangat murah daripada Boeing 747 apalagi saingannya Airbus A340 yang sudah "tamat" produksinya. Boeing 777 hanya menggunakan dua mesin turbofan yang jika pesawat ini melakukan overhaul (perawatan) sangat murah dan juga tidak memakan waktu yang lama. Bandingkan dengan kedua pesawat yang saya sebutkan sebelumnya. Kedua pesawat tadi menggunakan 4 mesin turbofan yang otomatis memakan waktu dan biaya yang tidak murah pastinya. Sehingga, adalah sangat logis jika maskapai penerbangan memilih Boeing 777 sebagai armada penerbangan jarak jauhnya.

Sekian dulu uraian saya mengenai Boeing 777, semoga versi next-generation dari 777 yang saya uraikan sebelumnya menjadi kenyataan dan bisa dikembangkan lebih lanjut. Salam!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar